Kamis, 03 Februari 2022

GMIT DAN TEOLOGI EKONOMI KEMAJUAN DAN HAMBATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI WARGA (KAJIAN BERDASARKAN PENGALAMAN PRAKTIS) OLEH: PDT SEMUEL VICTOR NITTI

(Tulisan ini direpost kembali oleh saya dari PDT SEMUEL VICTOR NITTI

PENGANTAR

           Meramu realitas pegumulan pengembangan ekonomi warga GMIT sebagaimana digumuli dan dikerjakan oleh GMIT dari perspektif kepemimpinan tidaklah mudah. Ada semacam kekaburan yang kompleks yang sulit diurai dari masa ke masa. Karena itu saya berusaha memenuhi permintaan Yayasan Afnekan dengan mencatat beberapa hal menurut pengetahuan saya, yang terbatas, semoga tanpa membias, dari realitas pergumulan GMIT mengenai masalah pengembangan ekonomi warga GMIT.

          Tulisan ini dibagi dalam tiga bagian utama yaitu catatan umum, pergumulan GMIT dalam pengembangan ekonomi warga dan perspektif pengembangan ekonomi warga GMIT menuju masa depan. Semoga dengan pendekatan ini saya memenuhi harapan Yayasan Afnekan sekaligus menggambarkan dengan jelas “status perkara kita.”



           I.       CATATAN UMUM

 

           Ekonomi berkaitan dengan pola hidup dan tingkat perkembangan masyarakat. Sejak GMIT berdiri hingga kini paling tidak terdapat dua pola aktifitas ekonomi yang semuanya berbasis pada tanah, pohon dan laut. Ada komunitas warga GMIT yang lebih bergantung pada tanah dan pohon, pada pohon dan laut atau tanah, pohon dan laut.  Masing-masing aktifitas memiliki variasinya. Ketiga pola tersebut adalah:

Pertama, Kegiatan tani subsisten yaitu sistem aktifitas yang bergantung pada alam (tanah dan pohon, pohon dan laut atau tanah, pohon dan laut) yang berinti pada usaha untuk mempertahankan kehidupan “apa adanya.” Di sini belum ada usaha yang bersifat pengembangan dalam arti menimbun kekayaan individu berlebih-lebihan. Manusia bergantung penuh pada alam dan menerima apa yang disediakan alam. Sisa-sisa pola ini masih nampak di banyak pasar desa dan kota di mana bisa dijumpai para penjual dari desa yang menjual hasil-hasil yang disediakan alam seperti cendawan,  bangkuang, jambu (kujawas) dll. Kebergantungan pada alam nampak pada siklus penjualan bahan-bahan tersebut yang sesuai dengan siklus alam. Karena itu bahan- bahan tersebut tidak dapat dijumpai di pasar pada sepanjang tahun, tetapi hanya dijumpai pada waktu alam menyediakannya pada musim tertentu.

Kedua, kegiatan tani yang berorintasi pada pemenuhan kebutuhan hidup sekaligus melayani pasar. Tahap ini terjadi ada pengaruh paling tidak dari dua faktor. Satu, masuknya komunitas luar dengan sekolah, uang dan pasar. Adanya pasar yang menyediakan barang-barang yang dapat dihasilkan sendiri oleh masyarakat desa mendorong masyarakat desa untuk mengusahakan uang untuk membeli barang barang kebutuhan tersebut. Uang diperoleh dengan menjual sebahagian hasil usaha pertanian dan mengambil apa yang disediakan oleh alam. Di sini uang selalu dilihat sebagai hasil usaha dan bukan modal. Dua, adanya proses pembangunan yang mendorong masyarakat desa untuk membangun rumah dengan memakai bahan-bahan yang tidak disediakan alam seperti semen, seng, bata, paku dan peralatan rumahtangga yang baru. Dorongan ini ikut memacu pengembangan ekonomi yang berbasis pada tanah dan pertanian. Usaha ini menyebabkan adanya hasil yang harus dipasarkan ke luar......(Bersambung)

Perkembangan konflik dan upaya perdamaian Israel vs. Gaza/Palestina

Dalam konflik Israel vs. Gaza/Palestina, berbagai pihak dan entitas memainkan peran yang berbeda. Di bawah ini, saya akan merinci beberapa e...