Belajar Menyusun Renungan Semester III
Untuk Segala Sesuatu Ada Waktunya
Pengkhotbah 3:1-13
Oleh Thyto Kolimo
Syalom !!!!!
Tidak terasa hari ini
atas perkenanan Allah Bapa, kita diberi kesempatan untuk berkumpul ditempat
ini. Hari ini adalah permulaan tahun yang baru. Hari ini adalah suatu anugerah
yang luar biasa yang diberikan Bapa kepada kita. Siapakah yang dapat menyangkal
Kasih yang tidak terhingga ini ! tidak ada seorangpun.
Untuk segala sesuatu ada waktunya, inilah ungkapan
dari Pengkhotbah dalam bacaan kita di Pengkhotbah 3:1-13. Dalam bacaan ini
terdapat pasangan hal-hal yang bertentangan; Lahir-meninggal,menanam-mencabut,membunuh-menyembuhkan,merombak-membangun,
menangis-tertawa, meratap-menari, membuang batu-mengumpulkan batu, memeluk-
menahan diri, mencari- merugi, menyimpan- membuang, merobek-menjahit, berdiam
diri-berbicara, mengasihi-membenci dan perang- damai. Sejumlah pasangan
pertentangan ini menunjukkan bahwa untuk semua kejadian itu telah diatur
sedemikian rupa oleh Sang Pencipta. Bapa sebagai pencipta dunia dan segala isinya
ini telah mengaturnya sehigga dapat dijalani dengan teratur. Bapa tidak hanya
menciptakan dunia dan segala isinya tetapi juga menuntun dan menjaga ciptaanNya
ini.
Kehidupan yang kita
jalani sehari-hari juga termasuk didalam nada itu. Suatu Ketika ada sebuah final
pertandingan bola antara Kesebelasan Spayol dan Kesebelasan Italia memperebutkan
piala kemenangan di Eropa. Ketegangan penonton di pinggir lapangan juga menjadi
ketegangan kita di pelosok Indonesia ini. Bahkan beberapa diantara kita hampir
juga menjadi pemain yang seakan sedang bertanding. Kebetulan saya mengidolakan Itali jadi ketika
saya menonton pertandingan itu, saya meloncat, berteriak bahkan saling mengolok
dengan teman-teman saya yang mendukung Spayol. Demikian juga hidup yang kita
jalani ini merupakan sebuah pertandingan untuk menang atau kalah.
Televisi sebagai media komunikasi
penyampai berita membantu kita untuk dapat mengetahui berita-berita dunia
termasuk Pertandingan Final tadi itu. Apa yang disajikan oleh Televisi juga membuat
kita dapat menjadi pemenang dan juga dapat menjadi kalah.
Kita telah melewati satu
tahun lagi dengan pertandingan yang sulit, pertandingan yang membuat kita
semakin mengerti arti hidup ini. Pergumulan hidup tahun lalu adalah suatu pertandingan
dimana kita harus bertanding untuk menang. Kemenangan itu tidak mudah, tidak
gampang seperti anak meminta uang kepada orang tua untuk jajan. Kemenangan itu akan
diperoleh dengan cara yang luar biasa, dengan susah payah. Seorang petani
selalu menghadapi persoalan kehidupan dengan menggumuli tanamannya. Ia tidak
hanya bergantung pada kerajinannya tetapi juga dengan kuasa Allah sebagai
pencipta. Ia juga membutuhkan hujan dan juga sinar matahari. Ia juga bertanding
melawan hama-hama. Demikian juga semua kita yang bekerja mencari nafkah dengan
bermacam-macam pekerjaan.
Seringkali secara tidak
sadar, kita menganggap bahwa kita bisa bertanding melawan segala pergumulan
dalam kehidupan ini namun sebenarnya Allah lewat kehendakNya telah menentukan
segala sesuatu pada waktunya. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa
denganNya. Kepada manusia diberiNya hikmat dan akal budi melebihi ciptaan yang
lain. Dan juga dalam menikmati kehidupan ini. Pengkhotbah telah menjadi media
bagi kita pada hari ini yang mengajarkan tentang kehendak Bapa bagi kita semua.
Janganlah kita menjadi sombong dan angkuh karena kita telah dapat memenangkan
pertandingan pergumulan hidup ini. Kita harus menyadari bahwa segala sesuatu
berada di tangan Tuhan Allah Bapa Sang Pencipta dan segala sesuatu itu diatur
olehNya sesuai kehenndakNya. Untuk itu kita harus belajar untuk mengakui bahwa
kita bergantung kepada Dia yaitu Allah Bapa Sang Pemilik dunia ini. Segala
sesuatu terjadi pada waktunya dan manusia tidak berkuasa sedikitpun untuk
menentukan nasibnya.
Selamat menjalani
kehidupan di awal tahun yang baru ini, Tuhan memberkati.....Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar